skip to main content
Diposting tanggal

Pentingnya Legalitas dalam Startup, Panduan Lengkap untuk Founder

Image Post


Sebagai seorang founder yang sedang membangun atau menjalankan startup, salah satu langkah penting yang seringkali diabaikan adalah memastikan startup memiliki legalitas yang kuat. Legalitas bukan hanya sekedar formalitas, tapi merupakan pondasi utama yang memastikan bisnismu dapat berkembang, dipercaya investor, dan terhindar dari risiko hukum.


Berikut adalah tips dan langkah-langkah legalitas yang perlu kamu siapkan, mulai dari yang paling dasar hingga yang lebih kompleks:




1. Pilih dan Daftarkan Badan Usaha


Memilih badan usaha yang tepat adalah langkah pertama dalam memastikan startup-mu memiliki legalitas. Pilihan badan usaha yang umum di Indonesia meliputi:


PT (Perseroan Terbatas): Cocok untuk startup yang berencana mencari pendanaan dari investor. Dengan PT, modal terbagi menjadi saham, sehingga lebih mudah untuk melakukan fundraising.


CV (Commanditaire Vennootschap): Alternatif untuk bisnis kecil, tapi tidak disarankan untuk startup teknologi karena struktur kepemilikannya kurang fleksibel.



Setelah memilih jenis badan usaha, daftarkan perusahaanmu ke Kementerian Hukum dan HAM (AHU) untuk mendapatkan akta pendirian dan status legal.




2. Buat Nomor Induk Berusaha (NIB)


Setelah badan usaha didirikan, kamu perlu mendaftarkan Nomor Induk Berusaha (NIB) melalui sistem OSS (Online Single Submission). NIB ini adalah identitas usaha yang diperlukan untuk menjalankan aktivitas bisnis secara legal.


NIB juga mencakup perizinan dasar seperti:


Surat Izin Usaha


Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP) perusahaan





3. Penuhi Izin Usaha Sesuai Bidang Bisnis


Setiap jenis bisnis memiliki perizinan khusus yang harus dipenuhi. Sebagai contoh:


Jika startup-mu bergerak di bidang fintech, kamu perlu mendapatkan izin dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK).


Jika terkait e-commerce, pastikan mematuhi regulasi dari Kementerian Perdagangan.



Pastikan kamu memahami aturan dan perizinan yang berlaku sesuai industri startup-mu.




4. Buat Perjanjian Founders Agreement


Ketika startup didirikan oleh lebih dari satu orang founder, penting untuk memiliki Founders Agreement. Dokumen ini mengatur:


Pembagian saham di antara para founder


Tugas dan tanggung jawab masing-masing founder


Prosedur jika ada founder yang keluar dari perusahaan



Tanpa dokumen ini, konflik internal antara founder bisa menjadi masalah besar di masa depan.




5. Lindungi Kekayaan Intelektual (Intellectual Property)


Startup sering kali bergantung pada inovasi dan teknologi. Oleh karena itu, pastikan kamu melindungi kekayaan intelektual seperti:


Merek Dagang: Daftarkan nama startup dan logo perusahaan agar tidak digunakan pihak lain.


Paten: Jika startup-mu mengembangkan teknologi baru, segera daftarkan paten untuk melindunginya.


Hak Cipta: Lindungi aplikasi, desain, atau konten yang dibuat startup.



Pendaftaran ini bisa dilakukan melalui Direktorat Jenderal Kekayaan Intelektual (DJKI).




6. Pastikan Kepatuhan Pajak


Sebagai entitas bisnis, startup wajib membayar pajak sesuai ketentuan. Langkah yang perlu dilakukan:


Buat NPWP perusahaan.


Pahami jenis pajak yang relevan (PPh, PPN, atau lainnya).


Lakukan pelaporan pajak secara rutin, meskipun startup masih dalam tahap awal.



Masalah pajak yang tidak diurus dengan baik dapat berdampak serius pada reputasi perusahaan.




7. Buat Perjanjian Kerja dengan Karyawan


Ketika mulai merekrut tim, pastikan semua karyawan memiliki kontrak kerja yang jelas. Kontrak ini harus mencakup:


Gaji dan tunjangan


Hak dan kewajiban karyawan


Kebijakan terkait kerahasiaan perusahaan (NDA)



Langkah ini penting untuk melindungi aset perusahaan dan mencegah karyawan membawa informasi penting ke pihak luar.




8. Perhatikan Regulasi Data dan Privasi


Jika startup-mu mengelola data pengguna, pastikan kamu mematuhi aturan terkait perlindungan data pribadi. Di Indonesia, ini diatur oleh UU Perlindungan Data Pribadi (UU PDP). Langkah yang bisa dilakukan:


Buat kebijakan privasi yang jelas di platform kamu.


Pastikan data pengguna disimpan dengan aman.



Kepatuhan terhadap regulasi ini juga menjadi nilai tambah jika startup-mu ingin menjangkau pasar global.




9. Siapkan Dokumen untuk Pendanaan


Jika startup-mu mencari pendanaan dari investor, pastikan semua dokumen legal tersedia. Investor biasanya meminta dokumen seperti:


Akta pendirian dan struktur kepemilikan saham


Laporan keuangan yang jelas


Perjanjian kerja sama dengan mitra atau klien



Startup yang memiliki legalitas lengkap lebih dipercaya oleh investor dan memiliki daya tarik lebih besar.




10. Update dan Review Legalitas Secara Berkala


Legalitas bukanlah hal yang dilakukan sekali saja. Seiring dengan pertumbuhan startup, pastikan untuk terus mengupdate dokumen legal sesuai kebutuhan. Misalnya, jika ada perubahan struktur kepemilikan atau ekspansi ke pasar baru.




Kesimpulan


Legalitas adalah aset utama dalam membangun startup yang berkelanjutan. Tanpa legalitas yang jelas, startup-mu bisa kehilangan kepercayaan pasar, menghadapi risiko hukum, atau bahkan sulit mendapatkan pendanaan. Jangan anggap remeh langkah ini, karena legalitas adalah pondasi dari kesuksesan startup.


Mulai dari badan usaha, perlindungan kekayaan intelektual, hingga kepatuhan pajak, pastikan semua aspek legalitas disiapkan sejak awal. Dengan begitu, startup-mu tidak hanya bernilai di mata pengguna, tetapi juga di mata investor dan regulator.